Tari Pendet Masuk Rekor MURI

Pentas tarian pendet massal yang sukses mengukir rekor MURI cukup membanggakan para penari cilik, bahkan mereka rela bangun pagi dan menunggu hampir tiga jam untuk bisa tampil.

Sekitar 1.650 orang penari dari siswi dan mahasiswi Perguruan Rakyat Mahasaraswati tampil memukau saat pembukaan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional PIMNAS di Lapangan GOR Lila Bhuana, Denpasar.

“Para penari pendet mulai pelajar TK, SD, SMP, SMA dan Mahasiswa merupakan keluarga besar Yayasan Perguruan Rakyat Mahasaraswati,” kata Ketua Panitia PIMNAS XXIII, Cok Istri Ramaswati, di Denpasar Rabu (21/7/2010).

Hanya saja perjuangan untuk meraih prestasi membanggakan siswi tersebut, ditempuh tidak dengan mudah.

Sebab selain berlatih secara disiplin, mereka harus mempersiapkan fisik dan mental yang kuat pula demi mendukung tarian kolosal tersebut.

Kusumaedi, orang tua siswa kelas VI yang putrinya ikut menjadi penari, menuturkan, semangat dan keseriusan anaknya dan para penari lainnya sangat tinggi dan terlihat sungguh sungguh.

“Anak saya tadi bangun jam empat pagi, setelah siap-siap langsung ke pergi ke GOR sampai pukul 05.00 Wita, ” katanya.

Ia mengira datang terlambat, namun rupanya sudah banyak penari lainnya yang tengah berias sehingga harus menunggu giliran.

Meski harus menunggu satu jam didandani perias, hampir semua peserta penari tidak ada yang mengeluh sakit ataupun mengundurkan diri.

Sesuai jadwal mereka berada di lokasi pukul 07.30 Wita atau satu jam sebelum acara dimulai yang dijadwalkan pukul 08.30 Wita.

Mereka tetap sabar menunggu dengan pakaian tarian tradisional yang dikenal sebagai tari penyambutan sebuah acara.

Namun acara baru dimulai sekitar pukul 10.15 Wita atau molor hampir dua jam dari jadwal karena keterlambatan kedatangan Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh ke lokasi.

Jika sesuai jadwal, sebenarnya para penari jauh akan lebih siap tampil maksimaal saat kondisi kesehatannya segar namun karena harus menunggu kedatangan Mendiknas, tak sedikit penari yang mengeluhkan rasa capek dan jenuh.

Untungnya, para orang tua dan guru pembina yang setia mendampingi terus memberi dukungan moral kepada mereka.

Akhirnya, meski dibawah terik matahari akhirnya mereka bisa tampil memukau dan menghibur ribuan undangan dari berbagai daerah di Indonesia.

“Anak saya senang sekali bisa tampil dalam acara besar seperti itu terlebih masuk MURI, bahkan ia meminta agar fotonya saat menari bersama teman temannya dicetak dipajang di rumah,” kata Kusumaedi yang juga staf Humas dan Protokol Pemprov Bali ini.

0 comments:

 
© 2009 free space ads banner | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Framework | Design: Choen