Modal Autodidak, Omzetnya Capai Hingga Rp4 Juta
at
23:42
Keberanian memulai usaha dengan modal autodidak, ternyata tidak menghalangi Sahid s Collection Creative Manufacture of Homeware, untuk berkembang dan maju. Bahkan, usaha kerajinan itu, bisa menghasilkan omzet Rp3 juta–Rp4 juta per hari.
Tidak semua orang berani memutuskan menggeluti usaha tanpa memiliki keahlian atau keterampilan di bidang bisnis yang digeluti. Banyak alasan masuk akal untuk itu, misalnya takut dengan risiko gagal yang lebih besar, hingga tidak memiliki keberanian untuk memulainya.
Namun, hal itu terbantahkan dengan keberanian menggeluti usaha kerajinan fiber yang digeluti oleh keluarga Ali Munawar sebagai pemilik dari Sahid s Collection. Walaupun butuh perjuangan untuk memulainya, namun setelah berjalan beberapa tahun, Sahid s Collection berhasil menjadi pusat kerajinan tangan yang menyediakan aneka hiasan rumah terlengkap di Jakarta.
Berbagai jenis hiasan rumah dihasilkan di pusat produksi hiasan rumah tangga ini.Bahkan,untuk seluruh wilayah di Jakarta, Sahid s Collection kini menjadi pemasok (supplier) satu-satunya aneka produk kerajinan yang terbuat dari bahan fiber.
Kisah sukses Sahid s Collection ternyata diawali oleh seorang lakilaki paruh baya bernama Ali Munawar. Bersama adik laki-lakinya bernama Sahid Masrun, berdua mereka memulai usaha aneka kerajinan fiber.
Walaupun tidak memiliki keahlian sama sekali dalam membuat kerajinan berbahan fiber tersebut, tapi usaha itu berhasil dirintis dengan perlahan namun pasti.
Ide awal memulai bisnis kerajinan fiber,ditekuni oleh dua bersaudara ini, setelah mereka menyaksikan pada 1995 dengan banyaknya produk kerajinan fiber berbentuk aneka buah-buahan, seperti apel, anggur, pisang, dan semangka yang diimpor dari China.
Hiasan berbentuk buah-buahan itu ternyata sangat digemari di Indonesia dan banyak ditemukan di rumah tangga Indonesia. Hiasan berbentuk buah-buahan, pada saat itu, banyak menjadi pajangan di meja makan bahkan ruang tamu. Peluang itu terbuka, ketika dua saudara ini memutuskan untuk memulai usaha pada tahun tersebut.
Diawali dengan membeli kerajinan fiber dengan bentuk aneka buah sebagai contoh, hingga akhirnya kakak beradik ini memutuskan untuk membuat sendiri dan menambah jumlah buah-buahan yang ada dan melengkapinya dengan buah-buahan lain khas Indonesia.
“Kami akhirnya memutuskan untuk membuat sendiri kerajinan fiber itu. Awalnya dengan memperbanyak jenis buah-buahan,” kata pemilik Sahid s Collection Ali Munawar.
Sebelum memutuskan untuk memproduksi sendiri aneka kerajinan fiber, Ali memutuskan untuk mempelajari bagaimana proses membuat kerajinan itu dengan cara autodidak dan sekali-kali melihat proses pembuatan di sentra industri kerajinan fiber.
Setelah ahli, barulah mereka memutuskan untuk membuat sendiri. “Tahun-tahun begitu, kerajinan fiber khususnya yang menggambarkan aneka buah-buahan sangat laris di pasar,” katanya.
Walaupun saat itu, sedang booming kerajinan fiber buahbuahan, namun Ali mengaku tidak mudah baginya untuk memasarkan kerajinan yang telah dihasilkannya. Bahkan karena sulitnya menemukan pasar yang terbuka, Ali memulai memasarkan produknya dengan menjualnya ke sesama penjual kerajinan fiber.
“Awalnya sulit, karena kita sama sekali tidak punya keahlian untuk bisnis kerajinan fiber, apalagi pemasaran,” tandas pria yang memiliki tempat industri kerajinan fiber di Jalan Inerbang, Jakarta Timur tersebut.
Lama kelamaan, kata Ali, produksi kerajinan fiber yang dihasilkan di Sahid s Collection mulai dikenal masyarakat. Bahkan lebih diminati khususnya di areal Jakarta karena kerajinan fiber aneka buah yang mereka hasilkan jauh lebih lengkap dibandingkan produk kerajinan yang sama dari China.
“Kita menjadi semakin laris karena koleksi buah-buahan kita sangat lengkap. Kalau produk China hanya ada apel, anggur saja, kita lengkap, semua jenis buah ada,” katanya.
Berbeda dengan produk impor dari China, di Sahid s Collection kata Ali, buah-buahan khas Indonesia, seperti jagung, pisang, alpukat, wortel bahkan pare dijadikan aneka kerajinan fiber.
“Itu salah satu bentuk inovasi yang kita lakukan, hingga sekarang kita menjadi satu-satunya supplier kerajinan fiber terbesar di Jakarta,” katanya.
Setelah 15 tahun berdiri, Sahid s Collection kini sudah sangat dikenal sebagai pusat kerajinan fiber. Produk kerajinan yang dibuat oleh Sahid s Collection bahkan menjadi kerajinan yang pemasarannya sudah melingkupi seluruh Indonesia. Walaupun sekarang Sahid s Collection tidak memasarkan produk kerajinannya di toko-toko atau gerai kerajinan sendiri.
“Pembeli kita adalah toko-toko souvenir atau toko kerajinan, kita sekarang menjadi pemasok,umumnya mereka datang membeli langsung ke tempat produksi,” papar Ali.
Usaha kerajinan fiber yang digeluti dua bersaudara ini, ternyata akhirnya bisa memberikan kehidupan dan penghasilan yang layak bagi keluarga mereka.
Bahkan dari awalnya, tanpa dibantu karyawan, dengan kemajuan usaha yang dimilikinya, kini Sahid s Collection telah memiliki 24 orang karyawan tetap dan belum terhitung karyawan kontrak. “Selama inovasi dilakukan pasar akan bisa dikuasai,” tandas Ali.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment